Senin, 18 Januari 2010

Geothermal Energi Panas Bumi


"Indonesia memiliki potensi energi panas bumi geothermal sangat besar sekali. Bahkan, dibandingkan dengan negara lain, Indonesia bisa dibilang tertinggi, yaitu sekitar 27.189 MWe geothermal. Namun, pemanfaatannya untuk pembangkit listrik masih minim, yaitu masih sekitar 3,6 persen. Bandingkan dengan Filipina yang hanya memiliki 4.335 MWe saja, sudah dimanfaatkan sebanyak 44,5 persen. Di Amerika Serikat, yang memiliki 22.990 MWe sudah dimanfaatkan 11 persennya. Indonesia harus memanfaatkan secara maksimal potensi ini,"

Demikian penuturan Ir. Kiap MA Wicaksono, selaku Engineering Manager dan Steam Field Manager Assistant (Operation and Maintenace) PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng.

Hal ini disampaikannya ketika menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional Teknoin 2009 di Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, 14 Nopember 2009. Menurut Kiap, ketergantungan Indonesia terhadap minyak, solar, dan batubara untuk pembangkit listrik harus diimbangi dengan potensi energi lainnya, terutama energi panas bumi. "Selain sumber energi batubara, gas, solar, dan minyak sudah menipis, kadar emisi Co2-nya juga sangat tinggi. Energi panas bumi harus dimaksimalkan karena lebih bersih dan ramah lingkungan," paparnya.

Selain itu, Kiap menjelaskan, geothermal merupakan renewable energy karena fluida panas bumi setelah dimanfaatkan dapat direinjeksikan kembali ke dalam tanah. Pemakaian arena luas lahan juga relatif kecil di bandingkan dengan pembangkit listrik batubara. Untuk PLTP Panas Bumi hanya membutuhkan area 1-8 acres (0.4 sampai 3.2 hektar) per MW. Sedangkan, untuk PLTU Batubara membutuhkan area 19 acres (7.7 hektar) per MW.

"Keuntungan lainnya adalah biaya investasi PLTP saat ini sudah comparable dengan biaya investasi PLTU yaitu sekitar US$ 800 per KW. Potensi geothermal untuk di Jawa dan Bali masih ada cadangan 9.253 MW atau ekuivalen dengan 388.626 barrel oil per hari. Pemerintah saat ini telah memberikan banyak sekali kemudahan untuk pembangunan PLTP seperti pembebasan bea masuk serta WKP (Wilayah Kerja Pertambangan dan Panas Bumi)," terangnya.

Kiap menambahkan, dengan geothermal pemanfaatan potensi sumber daya energi lokal juga dapat lebih maksimal. Sumber energi panas bumi juga tidak terganggu oleh musim atau cuaca. "Saya melihat, saat ini, pakar atau ahli geothermal sudah banyak sekali. Jadi selain memanfaatkan potensi alam panas bumi, jika PLTP Panas Bumi ini dimaksimalkan, maka lapangan kerja buat ahli geothermal juga kian luas," usulnya.



http://fit.uii.ac.id/berita-fakultas/geothermal-energi-panas-bumi-solusi-alternatif-atasi-krisis-energi-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar